Jumat, 20 Desember 2013

KOMANDAN OPM MATI.RI DICAP MELANGGAR HAM




Sindonews.com – Danny Kayoga, komandan Organisasi Papua Merdeka (OPM) meninggal di rumah sakit Vanimo, Papua Nugini (PNG). Danny Kayoga yang berkaki satu, karena diamputasi setelah kaki yang satunya ditembak aparat Indonesia, pernah bersumpah untuk melawan pemerintah Republik Indonesia (RI).

Palindo Marine Shipyard, Batam Kembali Produksi Kapal Perang Buat TNI AL


Foto: Palindo Marine Shipyard, Batam Kembali Produksi Kapal Perang Buat TNI AL

Jum'at, 20-12-2013
TSM-Satu lagi kapal perang (KRI) dan 2 kapal angkatan laut (KAL) buatan Batam diluncurkan untuk memperkuat armada jajaran TNI Angkatan Laut. Kapal produksi PT. Palindo Marine Shipyard, Batam ini akan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

KRI yang dioperasikan hari ini (20/12) adalah kapal cepat rudal (KCR) Alamang-644. Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Denih Hendrata mengatakan, Alamang-644 adalah jenis KCR-40.

Kapal yang keseluruhan proses pembuatannya di PT Palindo Marine Industries, ini akan dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam kaliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.

“KRI dengan sistem pendorongan handal ini mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot,” ujar Denih Hendrata.

Sebelumnya KCR dengan tipe yang sama yakni KRI Kujang-642 dan KRI Clurit 641 juga diluncurkan dari Batam.

Selain peluncuran KRI, menhan juga akan meresmikan pengoperasian dua kapal Angkatan Laut (KAL) yakni KAL Bireun dan KAL Kumai dengan panjang kurang lebih 28 meter.

KAL merupakan kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut dan tugas-tugas dukungan lainnya.(spt)

Admin : FD
Sumber : Batampost

Satu lagi kapal perang (KRI) dan 2 kapal angkatan laut (KAL) buatan Batam diluncurkan untuk memperkuat armada jajaran TNI Angkatan Laut. Kapal produksi PT. Palindo Marine Shipyard, Batam ini akan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

KSAU : TNI AU TAMBAH 24 UNIT PESAWAT F-16

"TNI AD juga mendapat tambahan alutsista IFV Marder".
Foto: Kasau : TNI AU Tambah 24 Unit Pesawat F-16

"TNI AD juga mendapat tambahan alutsista IFV Marder".

Jum'at, 20-12-2013
TSM-Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, mengatakan, bahwa TNI-AU menambah sebanyak 24 unit pesawat tempur jenis F-16 buatan Amerika Serikat guna melengkapi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista).

"Pengadaan alutsista TNI-AU itu, secara umum melanjutkan program pengadaan alutsista sebelumnya untuk 2014," kata Kasau usai melantik dan menyumpah 149 perwira TNI AU lulusan Setukpa angkatan ke-16 di Lanud Adi Soemarmo Surakarta, Jumat.

Menurut Kasau, dalam pengadaan alutsista khususnya pesawat tempur F-16 tersebut akan dilaksanakan mulai 2014 guna menambah kekuatan pertahanan di udara.

"Kami dalam pengadaan pesawat F-16 ini, pada 2014 diharapkan sudah dapat melengkapi pertahanan udara delapan unit dulu, sedangkan sisanya tahun berikutnya," kata Kasau.

Menurut Kasau, selain pesawat F-16, TNI-AU juga akan mendapat tambahan antara lain jenis Hercules, CN-295, dan empat alat radar.

"Kami sesuaikan kebijakan pimpinan atau Panglima. Kami diberi pesawat kita rawat dan siap mengoperasikan kapan saja sesuai perintah pimpinan.

Menyinggung soal peran TNI AU jika diminta mendukung Polri dalam pengamanan terorisme di Indonesia, Kasau menjelaskan, sebagai anggota TNI AU selalu siap sesuai perintah Pimpinan.

"Kami sesuai kebijakan Pimpinan Panglima. Kami menyiapkan pesawat, personil dan pangkalan. Jika ada pemerintah Panglima untuk melakukan operasi apa dan dimana langsung dilaksanakan," kata Kasau.

Kasau dalam acara pelantikan dan penyumpahan perwira TNI-AU sekolah pembentukan perwira (Setukpa) angkatan ke-16 selaku inspektur upacara, mengatakan, Setukpa angkatan ke-16 ini, diikuti 149 perwira berpangkat Letda terdiri dari 136 pria dan 13 Wara.

Kasau dalam kesempatan tersebut juga menggucapkan selamat bertugas kepada para siswa yang telah dilantik untuk selanjutnya memasuki kehidupan baru sebagai perwira TNI AU.

"Saya berharap setelah menjadi perwira TNI AU dapat lebih memiliki pengetahuan, motivasi, dedikasi, dan pengabdian dalam menghadapi tantangan tugas selanjutnya yang semakin berat," katanya.

Selain itu, Kasau juga berharap para perwira dapat membuktikan siap menjadi andalan dalam melaksanakan tugas-tugas masa depan yang memerlukan keterampilan teknis yang tinggi, terutama terkait dengan pembinaan kesiapan operasinal TNI AU.

Menurut Kasau, TNI AU sedang memasuki fase penting di awal abad 21. Pihaknya akan melengkapi alutsista dan infrastruktur pendukung operasi, memperbaiki doktrin serta meningkatkan kemampuan personil untuk menghadapi tantangan perang modern.

Oleh karena itu, Kasau meminta para perwira lulusan Setukpa tersebut harus terus belajar dan berlatih agar roda organisasi TNI AU dapat bergulir terus dengan lancar.

Sementara perwira Setukpa angkatan ke-16 tersebut terpilih lulusan terbaik yakni Letda Laurensius Sumapode dari sekolah bahasa (Sesa), Skadik 505 Lanud Iswahyudi.

TNI AD Mendapat 50 Unit  IFV Marder

TNI Angkatan Darat (AD) berencana mendapatkan 50 alat utama sistem senjata (Alutsista) berupa IFV Marder buatan Jerman pada 2014 mendatang.

Alat tersebut rencananya akan dilaunching sekaligus diperkenalkan di Hari Jadi TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014 di Surabaya.

Demikian dikatakan Danpussenif Mayjen TNI I Made Agra Sudiantara kepada wartawan seusai acara peringatan ulang tahun ke-65 Infanteri di Lapangan Tembak Gunung Bohong, Kota Cimahi, Kamis (19/12/2013).

Dengan adanya penambahan kendaraan bersenjata tersebut, dikatakan Agra, selain akan menambah kekuatan pengamanan nagara kedaulatan RI juga memberikan semangat tinggi bagi seluruh jajaran TNI AD.

Sementara itu Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim mengatakan melalui peringatan Hari Jadi Infanteri ke-65, semangat dan jiwa juang TNI untuk menjaga kedaulatan bangsa ini harus terus ditingkatkan.

Acara peringatan HUT ke-65 Infanteri di Lapangan Tembak Gunung Bohong, berlangsung sejak pagi hingga siang. Pada acara itu juga digelar berbagai atraksi dan kamahiran anggota TNI AD, mulai dari terjun payung, beladiri, drumband, parade kendaraan militer dan motrcros serta mobil offroad ikatan motor.

Admin : FD
Symber : Antara, Tribunnews

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, mengatakan, bahwa TNI-AU menambah sebanyak 24 unit pesawat tempur jenis F-16 buatan Amerika Serikat guna melengkapi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista).

RATUSAN OPM GABUNG NKRI


Foto: Bosan di Hutan, Ratusan OPM Gabung NKRI

Jum'at, 20-12-2013
TSM-Banyak anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliath Tabuni dan Okiman yang ternyata telah turun gunung. Sedikitnya 100 anggota OPM yang selama ini beroperasi di Puncak Jaya dan sekitarnya itu dinyatakan telah kembali ke NKRI dan bergabung dengan warga lain di Kabupaten Puncak Jaya.

''Menurut pengakuan anak buah Goliath Tabuni itu, mereka bosan bertahun-tahun tinggal di hutan,'' kata Bupati Puncak Jaya Henok Ibo di Hotel Baliem Pilamo, Wamena, Jayawijaya, kemarin (18/12).

Menurut dia, kini mereka berbaur dengan masyarakat Puncak Jaya dan mengikuti perayaan Natal bersama pada 11 Desember lalu. Itu sekaligus merupakan peringatan setahun pasangan Bupati Henok Ibo Wakil Bupati Yustus Wonda memimpin Kabupaten Puncak Jaya.

''Turunnya 100 anak buah Goliath Tabuni itu tentu kabar yang menggembirakan. Kami berharap kondisi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya, yang selama ini sering diganggu kelompok sipil bersenjata, terus membaik,'' ujarnya.

Seratus pengikut Tabuni itu, lanjut Henok, turun gunung sekitar enam bulan lalu. Mereka kini ditempatkan di kantor satpol PP. ''Saya lihat keadaan sudah membaik sekarang,'' ungkapnya.

Dia menambahkan, kelompok bersenjata yang masih sering mengganggu saat ini tinggal di jalur Mulia-Illu. Tetapi, secara umum gangguan tidak sering terjadi lagi. ''Seratus anak buah Goliath itu turun ke Kota Mulia karena merasa selama ini dibohongi soal Papua Merdeka. Karena itu, mereka berbalik ke NKRI,'' sambungnya.

Bahkan, anak buah Goliat Tabuni itu mengaku sudah menjadi pengikut bupati. Mereka menyebutkan bahwa pengikut Goliath Tabuni tinggal 15 orang. Bagi Henok, itu adalah kemajuan yang luar biasa. ''Pemkab Puncak Jaya juga memperhatikan mereka. Pada 2014, Pemkab Puncak Jaya berencana membangun 100 unit rumah layak huni untuk para mantan anggota OPM itu dengan dana APBD. Sebagian rumah itu akan dibangun di Distrik Tingginambut,'' terangnya.

Kembalinya Seratus Anggota OPM ke Pangkuan NKRI

Menurut UU RI NO 34 THN 2004, Tentang TNI antara lain pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara. Peran, fungsi dan tugas pokok TNI yang dilaksanakan dengan Operasi Militer Perang (OMP) & Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dimana salah satu poin tugas TNI dalam OMSP yaitu mengatasi gerakan separatis bersenjata.

Status hukum wilayah papua adalah tertib sipil sama dengan wilayah indonesia lainnya, sesuai dengan kebijakan politik pemerintah Republik Indonesia. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Cristian Zebua M.M. Menghimbau kepada seluruh masyarakat papua yang masih berseberangan dengan NKRI, yang selama ini sering mengusik ketentaraman dengan jalan teror dan pengerusakan. Agar mau bergabung kembali kedalam pangkuan NKRI guna membangun papua kearah yang lebih baik.

Hal ini dipertegas seputar media lokal yang dilansir oleh harian Cenderawasih Pos (19/12) berjudul “Seratus Anggota OPM Turun Gunung”. Koran tersebut memberitakan bahwa 100 anggota OPM pimpinan Goliath Tabuni dan Okiman yang selama ini beroperasi di wilayah Puncak Jaya dan sekitarnya telah turun gunung dan membaur dengan masyarakat serta kembali mengakui NKRI.

Pernyataan tersebut di tegaskan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Cristian Zebua M.M.dalam sebuah kunjungan kebeberapa daerah di papua, dan bertemu dengan Tokoh Pemerintah, Tokoh Adat dan Tokoh agama. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan “Saya akan menjamin keamanan bagi seluruh anggota kelompok separatis yang masih bergerak di hutan dan gunung untuk kembali berbaur dengan masyarakat dan menyerahkan senjatanya. Namun sebaliknya, bagi yang masih keras kepala selalu mengintimidasi rakyat dan bersenjata akan ditumpas”,tegasnya.

Admin : FD
Sumber : Jawa Pos dan Sumber lain

Banyak anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliath Tabuni dan Okiman yang ternyata telah turun gunung. Sedikitnya 100 anggota OPM yang selama ini beroperasi di Puncak Jaya dan sekitarnya itu dinyatakan telah kembali ke NKRI dan bergabung dengan warga lain di Kabupaten Puncak Jaya.

MENJAGA MARWAH NKRI DENGAN ROKET R-HAN

Hingga tahun 2015, Indonesia akan memiliki tiga jenis roket dengan berbagai daya jangkau, yakni R-Han 1220, R-Han 350, R-Han 450.
Foto: Menjaga Marwah NKRI dengan Roket R-Han Produk Dalam Negeri

Hingga tahun 2015, Indonesia akan memiliki tiga jenis roket dengan berbagai daya jangkau, yakni R-Han 1220, R-Han 350, R-Han 450.

Jum'at, 20-12-2013
TSM-TNI terus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pertahanan keamanan. Indonesia kini sudah mampu membuat beragam jenis roket untuk keperluan pertahanan demi marwah bangsa.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus meningkatkan kualitas alutsista TNI dengan memanfaatkan inovasi teknologi buatan dalam negeri. Salah satu yang sudah siap hingga ke tahap produksi adalah roket. Setiap tahun, Kemhan menargetkan 1.000 roket bisa diproduksi oleh konsorsium industri roket nasional.

Dalam cetak biru Kemhan disebutkan hingga tahun 2015, Indonesia akan memiliki tiga jenis roket dengan berbagai daya jangkau, yakni R-Han 1220, R-Han 350, R-Han 450. R-Han 1220 merupakan roket pengembangan R-Han 122 yang Agustus lalu diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertepatan dengan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2013.

R-Han 122 dimodifikasi menjadi R-Han 1220 karena R-Han 122 dianggap kurang cocok dengan pelontar roket milik TNI AL yang nantinya menjadi pengguna (end user). Masing-masing jenis, sedikitnya akan diproduksi 1.000 roket yang digunakan latihan prajurit TNI.

Dengan kemampuan tersebut, Indonesia akan menjadi satu di antara sedikit negara yang mampu memproduksi roket. Negara lainnya adalah Rusia, Amerika Serikat, Prancis, China, India, Jepang Korea Utara, Iran, dan Pakistan.

Selain roket, tahun 2015, Indonesia juga menargetkan bisa memproduksi peluru kendali. Untuk yang terakhir ini, Indonesia masih meloby pihak China untuk kerja sama alih teknologi. Kemhan akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 km.

“Sebetulnya Roket R-Han 122 sudah dilengkapi dengan hulu ledak. Roket ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri,” ujar Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan dan Keamanan, Hari Purwanto.

Ia menjelaskan, roket yang akan diproduksi tersebut memiliki jangkauan 15-20 kilometer. Sedangkan R-Han 350 dan R-Han 450 didesain memiliki jangkauan hingga tiga digit alias ratusan hingga ribuan meter jauhnya.

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang Setiawan Tejasukmana, program pengembangan roket nasional sebetulnya bukan hanya untuk mendukung pengembangan alutsista TNI, namun juga untuk berbagai keperluan. Keperluan tersebut, antara lain roket yang dihasilkan mampu mengantarkan benda ke luar angkasa.

“Misalnya untuk meluncurkan satelit. Kami saat ini sedangkan meneliti dan mengembangkan kemampuan memproduksi satelit pemantau cuaca,” katanya.

Ahli Roket dari Lapan, Rika Andiarti mengatakan, teknologi roket perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Terutama dalam bidang penyediaan persenjataan pertahanan negara dan pemanfaatan roket untuk kesejahteraan masyarakat.

“Pengembangan roket butuh investasi yang sangat besar dengan hasil yang penuh risiko dengan manfaat yang abstrak dan jangka panjang. Semua pihak terkait harus siap kerja sama terhadap hal yang penting dan strategis ini,” ungkapnya.

Komitmen pendanaan pun ditunjukkan pemerintah. Tahun 2011 dan 2012 alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan roket tercatat Rp 10,5 miliar. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 11 miliar pada tahun 2013 dan Rp 42 miliar pada tahun 2014.

Admin : FD
Sumber : SI

TNI terus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pertahanan keamanan. Indonesia kini sudah mampu membuat beragam jenis roket untuk keperluan pertahanan demi marwah bangsa.

APA ITU SUBMARINE WARFARE SYSTEM (ASW)


Foto: Apa Itu Anti-Submarine Warfare (ASW Sensor)

Jum'at, 20-12-2013
TSM-Mendeteksi kapal selam tersembunyi  dimulai dengan mempertahankan kit alat sensor yang berbeda. Setiap sensor memiliki aplikasi khusus yang counter operasi kapal selam yang berbeda. Banyak dari sensor melengkapi dan menguatkan satu sama lain untuk meningkatkan efektivitas ASW sernsor. ASW  dibagi menjadi dua jenis dasar; akustik dan non-akustik. Dalam beberapa penggunaan, ini sensor akustik dan non-akustik yang biasanya disebut sebagai sensor basah dan kering

sensor non-akustik meningkatkan kemampuan deteksi yang disediakan oleh sensor akustik. Sensor ini menggunakan radar untuk mendeteksi periskop terekspos dan permukaan lambung, sistem elektro-magnetik untuk mencegat emisi radar dari kapal selam, receiver infra-merah untuk mendeteksi tanda  panas muncul dari kapal selam, atau Detektor Anomali Magnetik (MAD) merasakan perubahan kecil dalam medan magnetik bumi yang disebabkan oleh berlalunya kapal selam. Teknologi canggih ini lebih ditingkatkan oleh pengintai waspada yang hati-hati pemindaian permukaan laut yang bergolak untuk periskop kapal selam

Sensor Radar

sensor radar  telah digunakan sejak Perang Dunia II untuk mendeteksi kapal selam muncul atau snorkeling. Saat itu, kapal selam diandalkan baterai mereka untuk operasi terendam.Akhirnya baterai akan menjadi kering mereka ke titik di mana mereka dipaksa untuk kembali ke permukaan dan mengoperasikan mesin diesel mereka untuk kembali mengisi baterai.Sementara muncul, kapal selam itu sangat rentan terhadap deteksi oleh radar dan sensor visual. Penambahan snorkeling mengaktifkan sebuah kapal selam untuk mengoperasikan perusahaan pengisian baterai-mesin diesel dan meminimalkan eksposur radar dan sensor visual. Selain itu, radar pengacau   gelombang laut sekitarnya terbatas dan deteksi visual. Juga, pengembangan sensor elektro-magnetik berbasis kapal selam-kapal selam yang disediakan dengan peringatan suffficient untuk menyelam jika emisi radar terdeteksi mendekat.

Akhirnya, kapal selam nuklir dikembangkan yang mana mengeliminasi kebutuhan untuk mengisi ulang baterai secara berkala. Meskipun kemajuan penting ini, tidak semua negara mampu membangun kapal selam nuklir karena alasan keuangan dan teknologi. Mereka  yang tetap berkomitmen untuk tenaga diesel mengejar teknologi yang membatasi berapa kali kapal selam harus mengisi ulang baterainya. Namun, banyak  kapal selam masih harus menggunakan periskop mereka untuk memberikan klasifikasi visual target akhir sebelum serangan. Karena ini persyaratan untuk verifikasi sasaran, sistem radar masih digunakan untuk mendeteksi periskop kapal selam.

sistem radar udara harus ringan, namun cukup mampu untuk operasi ASW, deteksi jarak jauh dan pengawasan kapal permukaan, navigasi udara,   dan cuaca . Untuk itu, banyak sensor ASW sistem radar radar menggunakan frekuensi yang berbeda, kecepatan scanning, karakteristik transmisi, diuagram gelombang  panjang, dan metode pemrosesan sinyal yang mengurangi kekacauan siklus gelombang  laut dan meningkatkan kembali radar dari perikop-perikop terbuka dan lambung kapal selam. Kapal selam bermusuhan dengan menggunakan sensor elektro-magnetik, namun masih dapat mendeteksi emisi radar pesawat ASW pada jarak yang jauh lebih besar daripada pesawat dapat mendeteksi kapal selam dengan radar. Namun demikian, ancaman dari deteksi radar cukup untuk menjaga kapal selam tenggelam. Radar sistem sekarang digunakan di atas kapal Angkatan Laut AS ASW pesawat termasuk AN/APS-115 (P-3C), AN/APS-124 (SH-60B), dan AN/APS-137 (S-3B, beberapa P-3Cs).

Anomali Magnetik Detection (MAD) Sensor

MAD sensor digunakan untuk mendeteksi perbedaan alam dan buatan manusia dalam medan magnet bumi. Beberapa perbedaan ini disebabkan oleh struktur geologi bumi dan aktivitas matahari. Perubahan lain dapat disebabkan oleh berlalunya objek besi yang besar, seperti kapal, kapal selam atau bahkan pesawat melalui medan magnet bumi. operasi sensor MAD pada prinsipnya mirip dengan detektor logam yang digunakan oleh pemburu harta karun atau perangkat yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan utilitas untuk menemukan pipa bawah tanah.

Untuk tujuan ASW, ASW pesawat harus dasarnya hampir overhead atau sangat dekat posisi kapal selam untuk mendeteksi perubahan atau anomali.Rentang deteksi biasanya berkaitan dengan jarak antara sensor pesawat (“MAD head”) dan kapal selam. Tentu, ukuran kapal selam dan komposisi bahan lambung yang biasanya menentukan kekuatan anomali. Selain itu, arah perjalanan baik oleh pesawat dan kapal selam relatif terhadap medan magnet bumi. Namun demikian, diperlukan untuk deteksi anomali magnetik membuat sistem MAD sebuah sensor yang sangat baik untuk menunjukkan dengan tepat posisi kapal selam sebelum meluncurkan sebuah serangan torpedo udara

Untuk mendeteksi anomali,  pesawat mencoba untuk menyelaraskan diri dengan suara yang dihasilkan oleh medan magnet bumi. Melalui keterpaduan ini, suara muncul sebagai nilai kebisingan konstan yang memungkinkan operator untuk mengakui kontras anomali magnet kapal selam . Namun, setiap perubahan yang cepat dalam arah pesawat atau pengoperasian peralatan elektronik tertentu dan motor listrik dapat menghasilkan begitu banyak kebisingan pesawat elektro-magnetik yang membuat deteksi signature magnetik kapal selam itu hampir mustahil. sirkuit elektronik Khusus diaktifkan untuk mengimbangi dan null dari kebisingan pesawat ini magnetik. Selain itu, head (pusat sensor) MAD ditempatkan jarak terjauh dari semua sumber ganda . 

Itulah sebabnya pesawat P-3C Orion memiliki ekor yang berbeda dengan stinger atau “boom MAD”. Di S-3B, ledakan serupa MAD terinstal dan elektrik diperpanjang jauh dari pesawat selama operasi MAD. Selain itu, SH-60B meluas perangkat ditarik disebut bird “MAD” untuk mengurangi kebisingan pesawat magnetik. Dengan terus kemajuan di kedua kompensasi dan teknologi sensor, deteksi rentang untuk sensor MAD dapat ditingkatkan untuk pencarian dan tahap lokalisasi misi ASW. Saat ini semua variasi ASW laut menggunakan pesawat dari sistem MAD AN/ASQ-81. Sebuah pesawat P-3C beberapa menggunakan sistem muka MAD, AN/ASQ-208 itu, yang menggunakan proses digital.

Electro-Magnetic (EM) Sensor

Electro-Magnetic (EM) sensor pasif scan spektrum frekuensi radio untuk transmisi elektronik disengaja dari pasukan yang bermusuhan. Emisi ini berasal dari pusat elektronik tanah, kapal, dan pesawat. Mereka juga dapat dideteksi dari kapal selam. Sebagai perbandingan, udara ASW EM sensor adalah versi canggih dari radar detektor digunakan untuk sinyal radar . Perbedaan, tentu saja, adalah bahwa Air ASW EM sensor menyediakan semua detail yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan pelokalan jenis emisi elektro-magnetik yang telah terdeteksi.

Karena spektrum frekuensi radio sangat kacau , ramah, dan emisi elektronik netral, EM pesawat ASW sistem dirancang untuk mencari terutama untuk sinyal radar. Untuk lebih mengurangi kekacauan elektronik, perpustakaan tanda digunakan untuk selektif mencari sinyal radar kapal selam yang spesifik dan mengabaikan sinyal dari sistem radar ramah dan netral. Deteksi emisi elektronik, bagaimanapun, adalah tergantung pada kaptaen  kapal selam yang mengoperasikan radar kapal selam. Meskipun, EM sistem biasanya tidak salah satu dari sensor ASW utama, fleksibilitas untuk mendeteksi pesawat musuh dan kombatan laut di rentang panjang membuat sebuah sensor efektif untuk semua misi peperangan udara. potensi keberadaan  menghalangi operasi sistem radar kapal selam memaksa komandan kapal selam mengandalkan sensor kurang akurat lain untuk mencari target. EM sistem diinstal pada pesawat ASW laut meliputi AN/ALQ-78 dan AN/ALR-66 seri tentang P-3C Orion, yang AN/ALQ-142 pada Seahawk SH-60B, dan AN/ALR-76 pada S-3B Viking.

Infra-merah (IR) Sensor

Infra-Red (IR) sensor digunakan untuk mendeteksi tanda panas yang melampaui spektrum cahaya . Mereka umumnya disebut baik FLIR (Forward Looking Infra-merah) atau IRDS (Infra-merah Deteksi System). Perbedaan utama antara FLIR dan IRDS adalah FLIR yang pasif scan untuk sumber IR maju dari pesawat sedangkan IRDS pencarian di sekitar pesawat. Perangkat sensor pasif harus cryogenically didinginkan untuk mendeteksi sumber IR. Tanda IR sendiri dapat ditutupi oleh air hangat dan kelembaban yang tinggi. Ketika kondisi memungkinkan, deteksi media dapat diperoleh rentang yang setara atau bahkan lebih baik dari rentang pencarian visual normal. Pada malam hari, sistem bekerja lebih baik selama ada perbedaan nyata dalam suhu antara sumber dan lingkungan latar belakang. sistem inframerah untuk operasi malam hari ASW telah menggantikan metode sebelumnya menerangi laut dengan baik sorot atau flare; metode aktif pencarian visual. Dengan menggunakan sistem pasif seperti FLIR baik atau IRDS, komandan kapal selam yang lain untuk memecahkan dilema apakah akan snorkeling atau permukaan pada malam hari. Sebagian besar pesawat ASW memanfaatkan sensor IR tidak hanya untuk ASW, tetapi juga untuk pengintaian maritim.

Sensor Visual

kontak kapal selam Banyak yang masih terdeteksi menggunakan teknik scanning visual. Teknik-teknik ini kadang-kadang ditambah dengan perangkat canggih elektro-optik teropong dan lainnya. komandan Submarine masih waspada menjadi visual melihat dan menjaga kecepatan aman saat periskop mereka yang terkena sehingga membangunkan tanda mereka tetap tidak jelas . Posisi Matahari dan Bulan serta arah gelombang laut merupakan faktor yang harus komandan kapal selam harus mempertimbangkan untuk tetap diam-diam. Di beberapa wilayah dunia,  kapal selam tenggelam memungkinkan untuk secara visual terlihat. Selain itu, beberapa aircrews dapat menggunakan kacamata night vision untuk membantu dalam deteksi visual pada malam hari.

Admin : DF
Sumber : Istimewa


Mendeteksi kapal selam tersembunyi dimulai dengan mempertahankan kit alat sensor yang berbeda. Setiap sensor memiliki aplikasi khusus yang counter operasi kapal selam yang berbeda. Banyak dari sensor melengkapi dan menguatkan satu sama lain untuk meningkatkan efektivitas ASW sernsor. ASW dibagi menjadi dua jenis dasar; akustik dan non-akustik. Dalam beberapa penggunaan, ini sensor akustik dan non-akustik yang biasanya disebut sebagai sensor basah dan kering

DAFTAR TAMBANG DI INDONESIA

1. Alumunium
Alumunium adalah logam putih perak, ringan, dan mulur. Alumunium digunakan untuk peralatan dapur, peralatan rumah tangga, mebel, dan lain-lain. Tambang alumunium terdapat di Papua.